BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Daulah Bani Umayyah mempunyai
peranan penting dalam perkembangan masyarakat di bidang politik, ekonomi dan
sosial. hal ini didukung oleh pengalaman politik Mu`awiyah sebagai Bapak
pendiri daulah tersebut yang telah mampu mengendalikan situasi dan menepis
berbagai anggapan miring tentang pemerintahannya.
Kekuasaan Daulah Umayyah dapat
bertahan karena ditopang oleh paham kesukuan yang muncul sejak terjadinya
tragedy terbunuhnya Utsman. Kekuasaaan Daulah Umayyah ini selalu membawa
bendera suku Quraisy yang tidak dapat dilepaskan. Dan didukung pula adanya
pribadi yang tangguh dalam menghadapi berbagai kekacauan yang terjadi dan dapat
mengontorol wilayah yang jauh dari pusat kekuasaan. Pemerintahan ini juga mampu
memposisikan paham kekuasaan absolute dalam batas yang masih terkontrol. Hal
ini didukung oleh makin koopratifnya kelompok Islam yang lain terhadap
pemerintah. Sedangkan dalam kehidupan sosial, kekuatan yang berpaham keislaman
yang pada masa Ali berlawanan dengan paham kesukuan, pada masa Daulah Umayyah
justru berpaling mendukung Mu`awiyah. Hal ini disebabkan karena Daulah Umayyah
tidak menampakkan permusuhan dengan paham-paham keislaman, yang sesungguhnya
merupakan strategi penguasa untuk menghindari terjadinya kekacauan akibat
berkembangnya paham kesukuan.
Namun berdirinya Daulah Umayyah
(661-750) tidak semata-mata peralihan kekuasaan, namun mengandung banyak
implikasi, di antaranya adalah perubahan beberapa prinsip dan berkembangnya
corak baru yang sangat mempengaruhi imperium dan perkembangan umat Islam.
B.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis
akan bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor kemunduran Daulah
Bani Umayyah?
2. Apa Sebab-sebab kehancuran Daulah
Bani Umayyah?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kemunduran
Mu`awiyah mendirikan Daulah Umayyah
pada tahun 41 H di Damaskus, dengan berdirinya pusat pemerintahan Islam yang
baru tersebut berarti bergeserlah pusat pemerintahan Islam dari Madinah ke
Damascus. Perpindahan ibu kota tersebut terjadi melalui proses yang panjang
didukung oleh strategi politik yang dibangun oleh Mu`awiyah. Dan Mu`awiyah
memperoleh pengalaman politik dalam masa yang cukup lama, yakni mulai masa
Rasulullah SAW sampai masa khalifah yang terakhir.[5]
Dengan berdirinya Daulah Umayyah,
maka sistem politik dan pemerintahan berubah. Pemerintahan khalifah tidak lagi
dilakukan secara musyawarah sebagaimana proses pergantian khalifah-khalifah
sebelumnya. Suksesi pemerintahan dilakukan secara turun-temurun melalui
pemilihan, seorang khalifah tidak lagi harus sekaligus pemimipin agama
sebagimana khalifah-khalifah sebelumnya. Urusan agama diserahkan kepada para
ulama, dan ulama hanya dilibatkan dalam pemerintahan jika dipandang perlu oleh
khalifah.[6]
Selama masa pemerintahan dan
kekuasaan khalifah pertama (Mu`awiyah), Daulah Umayyah banyak mencapai
keberhasilan, terutama penaklukan sejumlah kota penting di kawasan Asia Tengah,
seperti Kabul, Heart dan Gazna. Dalam pemerintahan, ia mendirikan beberapa
departemen yang mengurus masalah-masalah kepentingan umat, seperti playanan
pos, pembagian tugas pemerintahan pusat dan daerah, pemungutan pajak dan
pengangkatan gubernur-gubernur di daerah.
Kalau ditelusuri lebih jauh daulah
tersebut berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang
khalifah. Yang dimulai oleh Mu`awiyah Ibn Abi Sufyan dan ditutup oleh Marwan
Ibn Muhammad. Diantara mereka ada pemimpin-pemimpin besar yang berjasa di dalam
berbagai bidang sesuai dengan kehendak zamannya, sebaliknya ada pula khalifah
yang tidak patut dan lemah. Adapun urutan khalifah Daulah Umayyah adalah
sebagai berikut:[7]
1. Mu`awiyah Bin Abu Sufyan
2. Yazid Bin Mu`awiyah (Abu Khalid
al-Umawi)
3. Mu`awiyah Bin Yazid
4. Abdullah Bin Zubair
5. Abdul Malik Bin Marwan
6. Al-Walid Bin Abdul Malik
7. Sulaiman Bin Abdul Malik
8. Umar Bin Abdul Malik
9. Yazid Bin Abdul Malik Bin Marwan
10. Hisyam Bin Abdul malik
11. Al-Walid Bin Yazid Bin Abdul Malik
12. Yazid An-Naqish, Abu Khalid Bin
Al-Walid
13. Ibrahim Bin Al-Walid Bin Abdul Malik
14. Marwan Bin Muhammad, Al-Himar
Empat orang khalifah memegang
kekuasaan sepanjang 70 tahun, yaitu: Mu`awiyah, Abdul Malik, Al-Walid I dan
Hisyam. Sedangkan sepuluh khalifah sisanya hanya memerintah dalam jangka waktu
20 tahun saja. Dan para pencatat sejarah umumnya sependapat bahwa
khalifah-khalifah terbesar mereka ialah: Mu`awiyah, Abdul Malik dan Umar Ibn
Abdul Aziz.[8]
Untuk memelihara keutuhan dan
mencegah perpecahan umat Islam karena suksesi kepemimpinan, sebagaimana yang
pernah ia saksikan pada masa beberapa khalifah sebelumnya, Mu`awiyah
mencalonkan putranya, Yazid sebagai putra mahkota yang akan menggantikan
kedudukanya jika ia meninggal, pencalonan tersebut dilakukannya pada tahun 679.
untuk mengamankan pencalonann itu, Mu`awiyah melakukan bebagai pendekatan
kepada para pemuka masyarakat hingga seluruh lapisan masyarakat.[9]
Namun rencana tersebut mendapat
tantangan dari beberapa pihak, terutama pemuka-pemuka masyarakat hijaz,
sepeerti Abdullah bin Umar, Abdul Rahmn bin Abi Bakar, Husein bin Ali, Abdullah
bin Zubair dan Abdullah bin Abbas. Penolakan mereka didasari atas suatu
keinginan agar khalifah yang diangkat tidak melalui penunjukan, melainkan
dengan musyawarah sebagaimana yang pernah diperaktekkan oleh khalifah-khalifah
sebelumnya.[10]
Setelah Mu`awiyah wafat, Daulah ini
harus berusaha keras mempertahankan posisinya yang goyah, kondisi politik tidak
stabil, banyak kelompok masyarakat yang tidak puas dengan raja baru yang
sebelumnya telah dinobatkan sebagai putera mahkota. Pengangkatan putera mahkota
ini mengakibatkan munculnya gerakan-gerakan oposisi dari kalangan sipil yang
menyebabkan terjadinya perang saudara beberapa kali dan berkepanjangan.
Maka setelah Yazid naik tahta,
sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan setia terhadapnya
meskipun pada akhirnya terpaksa tunduk juga, kecuali Husain Ibn Ali dan
Abdullah Ibn Zubair. Bersamaan dengan itu, Syi`ah (pengikut Ali) melakukan
konsilidasi (penggabungan) kekuatan kembali. Perlawanan terhadap Bani Umayyah
dimulai oleh Husain Ibn Ali pada tahun 680 M. namun tentara Husain kalah dan
dia sendiri terbunuh dalam pertempuran yang tidak seimbang, kepalanya dipenggal
dan dikirim ke Damaskus, sedang tubuhnya di kubur di Karbala.[11]
Perlawanan kaum Syi`ah tidak padam
dengan terbunuhnya Husain, bahkan mereka menjadi lebih keras, lebih gigih dan
tersebar luas. Banyak pemberontakan yang dipelopori kaum Syi`ah terjadi, diantaranya
terjadinya pemberontakan Mukhtar di Kufah yang mendapat dukungan dari kaum
Mawali pada tahun 685-687 M.[12] selain itu Bani Umayyah juga mendapat
tantangan dari kaum Khawarij, dan meskipun gerakan-gerakan anarkis yang
dilancarkan baik dari pihak syi`ah maupun dari khawarij dapat dipatahakan oleh
Yazid tetapi tidak berarti menghentikan gerakan oposisi dalam pemerintahan Bani
Umayyah.
Dan hubungan pemerintahan dan
golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (717-720).
Dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi`ah, dia juga memberi
kebebasan kepada penganut agama lainnya untuk beribadah sesuai keyakinan dan
kepercayaannya, pajak diperingan, kedudukan Mawali disejajarkan dengan muslim
Arab.[13] tetapi sayang sekali angin kedamain
yang berhebus dari pesona kepemimpinan Umar yang adil dan bijaksana ini tidak
berlangsung lama, hanya lebih kurang dua tahun memerintah kemudian beliau
meninggal dunia. Penggantinya adalah Yazid Ibn Abd. Malik (720-724) Khalifah
ini jauh berbeda dengan khalifah sebelumnya, ia terlalu gandrung kepada
kemewahan dan kurang memperhatikan rakyat, sehingga kerusuhan terus berlangsung
hingga masa pemerintahan Hisyam Ibn Abd. Malik (724-743). Bahkan dizaman ini
mucul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahahn Bani
Umayyah. kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh
golongan Mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius dalam perkembangan
berikutnya kekuatan baru ini mampu menggulingkan Daulah Umayyah dan mengantinya
dengan Daulah baru, yakni Daulah Bani Abbasiyyah.
Sepeniggal Hisyam Ibn Abd. Malik,
khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga
bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya pada tahun
750 M Daulah Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim
al-Khurasani.[14] Marwan Bin Muhammad khalifah terakhir
bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, ditangkap dan dibunuh disana.[15]
Dari berbagai kesuksesan dan
kebesaran yang telah diraih oleh Bani Umayyah ternyata tidak mampu menahan
kehancurannya, akibat kelemahan-kelemahan internal dan semakin kuatnya tekanan
dari fihak luar. Adapun hal-hal yang membawa kemunduran yang akhirnya berujung
pada kejatuhan Bani Umayyah dapat diidentifikasikan antar lain sebagai berikut:
1. Pertentangan keras antara suku-suku
Arab yang sejak lama terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Arab Utara yang
disebut Mudariyah yang menempati Irak dan Arab Selatan Himyariyah
yang berdiam di wilayah Suriah. Di zaman Umayyah persaingan antar etnis
itu mencapai puncaknya, karena para khalifah cederung kepada satu fihak dan
menafikan yang lainnya.
2. Ketidak puasan sejumlah pemeluk
Islam non Arab. Mereka yang merupakan pendatang baru dari kalangan
bangsa-bangsa yang dikalahkan mendapat sebutan “Mawali”, suatu stastus
yang menggambarakan inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang-orang Arab
yang mendapat fasilitas dari penguasa Umayyah. Mereka bersama-sama Arab
mengalami beratnya peperangan dan bahkan atas rata-rata orang Arab, tetapi
harapan mereka untuk mendapatkan tunjangan dan hak-hak bernegara tidak
dikabulkan. Seperti tunjangan tahunan yang diberikan kepada Mawali ini
jumlahnya jauh lebih kecil dibanding tunjangan yang dibayarkan kepada orang
Arab.
3. Latar belakang terbentuknya
kedaulatan Bani Umayyah tidak dapat dilepaskan dari konflik-konflik politik.
Kaum syi`ah dan khawarij terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang kuat dan
sewaktu-waktu dapat mengancam keutuhan kekuasaan Umayyah. Disamping
menguatnya kaum Abbasiyah pada masa akhir-akhir kekuasaan Bani Umayyah yang
semula tidak berambisi untuk merebut kekuasaan, bahkan dapat menggeser
kedudukan Bani Umayyah dalam memimpin umat.[16]
B. Kehancuran
Secara Revolusioner, Daulah
Abbasiyyah (750-1258) menggulingkan kekuasaan Daulah Umayyah, kejatuhan Daulah
Umayyah disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya meningkatnya kekecewaan
kelompok Mawali terhadap Daulah Umayyah, pecahnya persatuan antarasuku bangsa
Arab dan timbulnya kekecewaan masyarakat agamis dan keinginana mereka untuk
memilki pemimpin karismatik. Sebagai kelompok penganut islam baru, mawali
diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua, sementara bangsa Arab menduduki
kelas bangsawan. Golongan agamis merasa kecewa terhadap pemerintahan bani
Umayyah karena corak pemerintahannya yang sekuler. Menurut mereka, Negara
seharusnya dipimpin oleh penguasa yang memiliki integritas keagamaan dan
politik. Adapun perpecahan antara suku bangsa Arab, setidak-tidaknya ditandai
dengan timbulnya fanatisme kesukuan Arab utara, yakni kelompok Mudariyah
dengan kesukuan Arab Selatan, yakni kelompok Himyariyah. Disamping itu,
perlawanan dari kelompok syi`ah merupakan faktor yang sangat berperan dalam
menjatuhkan Daulah Umayyah dan munculnya Daulah Abbasiyyah.[17]
Namun secara garis besar menurut
Badri Yatim faktor yang menyebabkan Daulah Bani Umayyah lemah dan membawanya
kepada kehancuran antara lain adalah :
1. Sistim pergantian khalifah melalui
garis keturunan adalah merupakan sesuatu yang baru bagi tradisi Arab yang lebih
menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian
khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan
anggota keluarga istana
2. Latar belakang terbentuknya Daulah
Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di
masa Ali. Sisa-sisa kaum Syi`ah (pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi
gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti dimasa awal dan akhir maupun
secara tersembunyi seperti dimasa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.
Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan bani Umayyah,
pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan
(Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing.
Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan
untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan
Mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa
tidak puasa karena status Mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah
dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah
4. Lemahnya pemerintahan Daulat Bani
Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana sehingga
anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka
mewarisi kekuasaan, disamping itu, golongan agama yang kecewa karena perhatian
penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang
5. Penyebab langsung tergulingnya
kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan al-Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib. Gerakan ini
mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi`ah dan kaum Mawali
yang merasa dikelas duakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.[18]
Dari uraian kemunduran dan
kehancuran Daulah Bani Umayyah diatas, penulis melihat hal ini merupakan
sunnatullah bahwa setiap kekuasaan dan peradaban akan mencapai puncak
kemajuannya, dan akan menelusuri jurang kehancurannya dikemudian hari. وَتِلْكَ
الأَيَّامُ نُدَاوِلهْاَ بَيْنَ النَّاسِ…[19]
Biografi Bangsa Bani Umayah
Bani
Umayyah diambil dari nama UMMAYYAH,kakeknya Abu Sofyan bin Harb,atau mayangnya
Muawiyah bin Abi Sofyan.Ummayyah hidup pada masa sebelum islan,ia termasu
bangsa quraisy.Daulah Bani umayyah didirikan oleh Muawiyyah bin Abi Sofyan
dengan pusat pemerintahannya di Damaskus dan langsung selama 90(sembilan puluh
tahun)(41-132 H/661-750 M).
Muawiyah bin Abi Sofyan sudah
terkenal siasat dan tipu muslihatnya yang licik,dua adalah kepala angkatan
perang yang mula-mula mengatur angkatan laut,dan ia pernah dijadikan sebagai
amir"Al-Bahar".ia mempunyanyi sifat panjang akal,cerdik,cendikia,lagi
bijaksana,luas ilmu dan siasatya terutama dalam masalah dunia,ia juga pintar
mengatur pekerjaan & ahlinya hikmah.
Muawiyyah bin Abi Sofyan dalam membangun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik licik,meskipun kerjaan itu bertentang dengan ajaran islam.dia tidak takut melakukan kejahatan.Pembunuhan ialah cara sudah biasa,asal maksud dan tujuan tercapai.
Terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak terlepas dari kejadian tahkim,yang terjadi pada masa akhir khalifah Ali bin Aby Thalib.dalam kejadian tahkim tersebut,Ali sudah terbujuk oleh cara dan taktik Muawiyyah yang pada akhir nanti dia mengalamai kalah secara politik.untuk beberapa saat Muawiyyah mendapat keberuntungan untuk mengangkat dirinya sendiri menjadi Khalifahan,sekalians raja.
Daulah Bani Umayyah yang berpusat di syiria Damaskus,sudah diperintahkn oleh 14 orang khalifahan.tapi diantara khalifah -khalifah tersebut yang paling menonjol ialah:Khalifah Muawiyah bin Aby Sofyan,Abdl maliik bin Marwan,Walid bin Abdl Malik,Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik.
Muawiyyah bin Abi Sofyan dalam membangun Daulah Bani Umayyah menggunakan politik licik,meskipun kerjaan itu bertentang dengan ajaran islam.dia tidak takut melakukan kejahatan.Pembunuhan ialah cara sudah biasa,asal maksud dan tujuan tercapai.
Terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak terlepas dari kejadian tahkim,yang terjadi pada masa akhir khalifah Ali bin Aby Thalib.dalam kejadian tahkim tersebut,Ali sudah terbujuk oleh cara dan taktik Muawiyyah yang pada akhir nanti dia mengalamai kalah secara politik.untuk beberapa saat Muawiyyah mendapat keberuntungan untuk mengangkat dirinya sendiri menjadi Khalifahan,sekalians raja.
Daulah Bani Umayyah yang berpusat di syiria Damaskus,sudah diperintahkn oleh 14 orang khalifahan.tapi diantara khalifah -khalifah tersebut yang paling menonjol ialah:Khalifah Muawiyah bin Aby Sofyan,Abdl maliik bin Marwan,Walid bin Abdl Malik,Umar bin Abdul Aziz dan Hisyam bin Abdul Malik.
Tata Politik dan Pemerintahan
Daulah Bani umayyah telah mampu
melakukan ekspansi yang sempat terhenti pada masa Ali,Tunisia dapat
ditaklukkan.Di bagian timur,Muawiyyah dapat berkuasa wilayah Khurasan hingga ke
sungaii Oxus dan Afganistan hingga ke kabull.Angkatan bersenjata lautnya
melakukan serangan -serangan ke kota Baizantium,Konstantinopel.Ekspansinya ke
wilayah timur yang dilakukan Muawiyyah setelah itu dilanjutkan uleh khalifah Abd
AL Malik.dia mengirim tentara melewati sungai Oxus dan dapat berhasil tundukkan
Balkhan,Bukhara,Khawarizmi,Ferghanaa dan Samarkandi.Tentaranya bahkan nyampai
ke india dan dapat berkuasa Balukhistan,Sind dan wilayah Punjab sampai ke
Maltan.
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid bin Abdul malik.masa pemerintahan Walid yaitu masa ketrentraman,kemakmuran dan ketertiban.Umat islam merasa hidup bahagia .Pada masa kekuasaannya yang berjalan kurang lebih 10 tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara mengarah wilayah barat daya ,benua Eropa ,yaitu pada tahun 711 M.Setelah al-jazair dan Maroko dapat di tundukkan,Tariq bin ziyad,pimpinan pasukan islam,dengan tentaranya melewati selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa.dan mendarat di suatu tempat yang diberi nama sebagai nama Gibraltar(Jabal Tariq).Tentaranya Spanyol dapat dikalahkan .Dengan d3mikiian,Spanyol menjadi sasaran ekspansi seterusnya.Ibu kota Spanyoll,Kardova,dengan sangat cepat dapat dikuasai.Menyusulnya seteelah itu kota-kota lain diantaranya Sevie,ELvyra dan tolEd0 yang dijadikan ibu kota,pusat kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kardova.Pasukan islam memperoleh kemenangan dengan gemilang karna dapat dukugan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita menderita akibat kekejaman penguasanya.Di zaman Umar ibn Abdullah al-Ghafiqi.ia mulai dengan melewati Bordeau,Poiters.dari sana ia mencoba menyebrang tours.Namun,dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours,al Ghafiqi mati terbunuh,dan pasukannya mundur kembali ke spanyol.Disamping daerah-daerah tersebut di atas,pulau-pulau yang ter dapat dilaut tengah juga jatuh ke tangan islam pada zaman Bani Umayyah ini.Demikianlah kisah singkat Sejarah Singkat Berdirinya Bani Umayyah,semoga bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.Sekian dulu nanti kita sambung pada bahagian artikel laen.
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Walid bin Abdul malik.masa pemerintahan Walid yaitu masa ketrentraman,kemakmuran dan ketertiban.Umat islam merasa hidup bahagia .Pada masa kekuasaannya yang berjalan kurang lebih 10 tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara mengarah wilayah barat daya ,benua Eropa ,yaitu pada tahun 711 M.Setelah al-jazair dan Maroko dapat di tundukkan,Tariq bin ziyad,pimpinan pasukan islam,dengan tentaranya melewati selat yang memisahkan antara Marokko dengan benua Eropa.dan mendarat di suatu tempat yang diberi nama sebagai nama Gibraltar(Jabal Tariq).Tentaranya Spanyol dapat dikalahkan .Dengan d3mikiian,Spanyol menjadi sasaran ekspansi seterusnya.Ibu kota Spanyoll,Kardova,dengan sangat cepat dapat dikuasai.Menyusulnya seteelah itu kota-kota lain diantaranya Sevie,ELvyra dan tolEd0 yang dijadikan ibu kota,pusat kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kardova.Pasukan islam memperoleh kemenangan dengan gemilang karna dapat dukugan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita menderita akibat kekejaman penguasanya.Di zaman Umar ibn Abdullah al-Ghafiqi.ia mulai dengan melewati Bordeau,Poiters.dari sana ia mencoba menyebrang tours.Namun,dalam peperangan yang terjadi diluar kota Tours,al Ghafiqi mati terbunuh,dan pasukannya mundur kembali ke spanyol.Disamping daerah-daerah tersebut di atas,pulau-pulau yang ter dapat dilaut tengah juga jatuh ke tangan islam pada zaman Bani Umayyah ini.Demikianlah kisah singkat Sejarah Singkat Berdirinya Bani Umayyah,semoga bisa jadi bahan renungan untuk kita semua.Sekian dulu nanti kita sambung pada bahagian artikel laen.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah tersebut,
penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Diantara faktor-faktor yang membawa
Daulah Bani Umayyah mengalami kemunduran adalah sebagai berikut:
– Munculnya fanatisme
kesukuan dalam suku-suku bangsa Arab
– Kuatnya pengaruh
fanatisme golongan (Arabisme) yang memicu munculnya kecemburuan sosial
dikalangan non Arab (Mawali)
– Adanya perebutan
kekuasaan di dalam keluarga besar Bani Umayyah
– Larutnya beberapa
penguasa (khalifah) dalam limpahan harta dan kekuasaan
1. Adapun faktor-faktor yang membawa
Daulah Bani Umayyah ke gerbang kehancuran adalah sebagai berikut:
– Tidak adanya sistem
pergantian pemerintah (khalifah) yang baku yang bisa dijadikan patokan dalam
pergantian khalifah
– Kuatnya gerakan
oposisi dari kaum Syi`ah dan Khawarij
– Perselisihan dan
pertentangan etnis antara suku Arab yang mengakibatkan para penguasa mendapat
kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan
– Sikap hidup yang mewah
dilingkungan keluarga Bani Umayyah
– Perhatian penguasa
Bani Umayyah terhadap perkembangan agama sangat kurang
– Munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib dan
didukung oleh Bani Hasyim, kaum Syi`ah dan kaum Mawali.
1. Hikmah atau pelajaran yang dapat
penulis petik bahwa, setiap Daulah/kekuasaan akan mengalami masa kejayaan dan
kehancuran, dan alangkah jayanya suatu kekuasaan/peradaban kalau ia dapat mengambil
pelajaran untuk menggapai kejayaan berikutnya.
MAKALAH
PEMIMPIN DINASTI UMAYAH
NAMA
: INDAH AYU LESTARI
KELAS
: XI IPA 2
MADRASAH ALIYAH NEGERI NGRAHO
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Samsung Galaxy Watch 3 Titanium | Tiara Art
ReplyDeleteCustom made titanium touring and refurbished watches are offered, only available in the titanium teeth k9 Samsung Galaxy Watch 3 Titanium I'm working hard oakley titanium glasses to get the latest models titanium nose stud from this manufacturer t fal titanium pan